TSLA - TA CENDERUNG BEARISH NAMUN ADA SENTIMEN POSITIF JOE BIDEN

TSLA merupakan salah satu “hot stock” dalam beberapa tahun terakhir, selain karena sektor industrinya yang digadang gadang akan menjadi sektor masa depan dan Tesla, Inc. sendiri dirumorkan akan mendominasi pasar EV kedepannya kemudian tak lupa juga sosok CEO yang nyentrik dan visioner yang terntu saja juga memliki andil membuat TSLA menjadi sangat trending dan valuable. Setelah market crash akhir bulan Februari sampai awal bulan Maret kemarin TSLA mencatatkan kenaikan harga saham yang sangat signifikan yaitu sebesar +600% dari level tertinggi atau sebesar +460% bedasarkan posisi closing 5 November, secara keseluruhan setidaknya semenjak awal tahun 2019 harga saham TSLA berhasil menguat +720% dari level tertinggi atau +590% bedasarkan posisi closing tanggal 5 November.

Secara teknikal semenjak breakout dari area resisten bulan Februari dikisaran level $185 (sesudah stocksplit) TSLA terus rally dan membentuk support uptrend yang secara konsisten mampu menjadi area turning point untuk bisa membuat TSLA kembali dalam fase uptrend-nya namun setelah rally panjang sepertinya TSLA mencapai level maksimalnya kemudian mengalami rejection dilevel tertinggi dikisaran $2000 (sebelum stocksplit) atau $500 (setelah stocksplit) setelah itu TSLA melemah cukup dalam yaitu sebesar -35% diikuti volume harian yang cenderung flat dan menurun, setelah mendapat area support baru yaitu diarea demand pola Rally Base Rally (RBR) sebelumnya dikisaran $320-340 (adjustment x5 sebelum stocksplit) TSLA kemudian bergerak sideways dengan membentuk pola lower high dan higher low sehingga membentuk pola pennant, setelah sekitar 58 hari bergerak sideways dalam pola pennant pada 28 Oktober TSLA berakhir dengan breakout support uptrend-nya tersebut yang bisa menjadi indikasi TSLA akan memulai fase bearish atau minimal TSLA akan bergerak sideways dengan range yang lebih rendah. Setelah breakout dari support uptrend-nya tersebut TSLA melanjutkan pelemahan hingga -10% namun sepertinya karena efek US election TSLA kembali rebound sebesar +12% tapi setelah itu TSLA mengalami rejection diarea support uptrend-nya dulu, seller menekan sehingga TSLA tidak bisa kembali masuk diarea support uptrend-nya tersebut, ini bisa menjadi pertanda pola bearish continuation karena umumnya pola dari sebuah breakout adalah breakout support atau resisten kemudian harga akan melakukan retest breakout tersebut untuk kasus TSLA harga menguji support lamanya tersebut bisa manjadi resisten baru atau tidak, tapi perlu catat bahwa breakout support TSLA tidak diikuti volume yang tinggi sehingga cukup rawan menjadi sebuah false break.

Secara fundamental secara singkat TSLA merupakan perusahaan yang bergerak disektor “early adopter” berfokus bisnis pada sektor EV (electric vehicle) dan green energy yang masih memiliki perjalanan yang panjang untuk bisa menggeser energi fosil. Meskipun masih “early adopter” TSLA berhasil menjadi perusahaan otomotif terbesar melewati raksasa otomotif Jepang Toyota bedasarkan market capitalization yaitu sebeesar $399 bilion dan terus mencatatkan pertumbuhan seiring dengan kenaikan permintaan EV dan target ekspansi perusahaan yang ambisius. Pada Q3 2020 ini TSLA berhasil membukukan pendapatan $8.7 bilion naik 39% secara YoY dan laba bersih sebesar $331 milion naik signifikan sebesar 131% secara YoY. Kenaikan tersebut ditopang kenaikan total deliveries Tesla Model 3/Y sebanyak 124.318 unit naik sebesar 56% secara YoY sedangkan untuk Tesla Model S/X mengalami penurunan total deliveries sebesar 15.275 unit turun 13% secara YoY tetapi total deliveries Tesla Model S/X meningkat 44% secara QoQ.

Sedangkan secara sentimen Pemilu AS kandidat dari Demokrat Joe Biden yang lebih mendukung sektor green energy termasuk EV kedepannya. Biden berencana membangun lebih dari setengah juta stasiun pengisian EV hingga tahun 2030, berjanji memulihkan kredit pajak untuk kendaraan EV dan akan memperketat keseluruhan regulasi otomotif yang akan mendorong konsumen kearah kendaraan dengan emisi rendah. Jadi akan sangat menguntungkan untuk TSLA jika Joe Biden yang memenangkan Pemilu AS.

Kesimpulan meskipun EV dan green energy merupakan sektor yang kemungkinan akan sangat berkilau dimasa depan dan Tesla, Inc. sendiri berpotensi akan mendominasi pasar EV namun kenaikan TSLA yang terlalu ekstrim harus diwaspadai karena belum bergerak beriringan dengan kinerja perusahaan sehingga kenaikannya menjadi tidak rasional.





Supply and DemandSupport and Resistance

Declinazione di responsabilità