hari ini pasar dikejutkan oleh berita pemotongan produksi minyak yang dilakukan oleh OPEC+, hal ini akan memicu kenaikan harga pada pasar global. dikutip dari CNN OPEC+ akan memotong produksi mereka sebanyak 1.66 juta barrel per hari, hal ini akan sangat mempengaruhi ekonomi indonesia karena mayoritas BBM yang di konsumsi berasal dari import. Dikutip dari CNBC Angka penyaluran BBM pada November yang mencapai 26,90 juta KL, sedangkan jumlah produksi minyak mentah indonesia pada bulan november 2022 620K Barrel (98.5 KL).
Jumlah Produksi Minyak Mentah Indonesia
Hal tersebut akan membuat HPP (Harga Pokok Produksi) hampir di semua sektor industri terutama pada sektor transportasi, dan akan menghambat keuangan internal mereka yang tidak langsung mempengaruhi kinerja Saham Mereka serta memicu kenaikan tingkat inflasi indonesia yoy yang masih lebih tinggi sejak tahun 2017, dan memaksa bank sentral indonesia untuk menaikkan suku bunganya. disisi lain hal itu juga akan membuat tingkat kenyamanan Konsumen indonesia yang sedang mengalami perlemahan akan lebih mendapat tekanan yang membuat konsumen indonesia lebih melakukan pengereman pada pengeluaran mereka hal ini juga diperparah dengan index harga yang harus dibayar konsumen yang terus meningkat yang membuat mereka akan jauh lebih berhemat dibanding sebelumnya. dan
Tingkat Inflasi Indonesia
Tingkat Kenyamanan Konsumen Indonesia
Tingkat Harga Produsen yang terus naik
Tingkat Harga Konsumen yang terus naik
Perlemahan ekonomi ini juga akan membuat tingkat kredit macet melonjak, yang akan berujung pada tersendatnya keuangan bank. karena uang yang dipinjamkan bank kepada debitur merupakan pinjaman dari bank sentral, maka mereka juga harus mengembalikan uang tersebut kepada bank sentral ditambah suku bunga yang diterapkan oleh bank sentral. ketika suku bunga meningkat dan tingkat kredit macet meningkat maka bank akan kesulitan mengembalikan uang teersebut kepada bank sentral. apalagi tingkat pertumbuhan pinjaman bank sedang mengalami penurunan akan menambah beban keuangan mereka yang dapat berujung seperti kegagalan bank pada AS
Tingkat Pertumbuhan Pinjaman
Faktor yang juga akan memperparah keadaan tersebut
kemungkinan besar harga minyak akan stabil pada range harga 82-65 perbarrel. melihat dari pergerakan harga danvolume perdagangan 3 bulan terakhir masih belum ada "interest" yang mendominasi
Le informazioni ed i contenuti pubblicati non costituiscono in alcun modo una sollecitazione ad investire o ad operare nei mercati finanziari. Non sono inoltre fornite o supportate da TradingView. Maggiori dettagli nelle Condizioni d'uso.