Sektor keuangan merupakan sektor yang diisi oleh saham saham perbankan seperti BBCA, BMRI, BBNI dll.
Sektor ini merupakan sektor terbesar dalam IHSG dimana saat tulisan ini dibuat, dari 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG, 4 adalah saham bank yaitu BBCA (1000 T), BBRI (651 T), BMRI (408T) dan BBNI (157 T).
Total kapitalisasi pasar IHSG adalah kurang lebih 9000 T dimana porsi BBCA adalah 10.69%.
Mengingat besarnya porsi bank dalam IHSG, maka pergerakan IHSG dikatakan mirip dengan pergerakan sektor keuangan.
Dari chart diatas terlihat bahwa pergerakan IHSG memang mirip dengan IDXFinance dimana dua indeks ini memiliki korelasi positif.
Dua indeks ini, IHSG dan IDXFinance mengalami sebuah pola kelanjutan arah: IHSG mengalami double bottom yang sudah terkonfirmasi namun masih tertahan dari April 2022 di level 7203
IDX finance mengalami pola inverted head and shoulders yang belum terkonfirmasi atau tertahan di resistance.
Jika sektor keuangan kemudian terkonfirmasi membentuk pola inverted head and shoulders atau mengalami breakout, maka IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hingga menembus resistance nya.
Namun apa yang bisa mendorong kenaikan sektor keuangan atau perbankan?
Kemungkinan besar sentimen positif adalah kenaikan suku bunga Indonesia dimana ini kenaikan kemungkinan ditujukan untuk menekan laju inflasi.
Sebagai catatan, inflasi Indonesia per September 2022 mencapai 4.69% dimana ini turun dari sebelumnya 4.94% di Bulan Juli 2022.
Banyak pihak meramalkan inflasi akan naik di bulan September ini yang kemungkinan besar diakibatkan oleh kenaikan BBM belakangan ini.
Maka untuk menekan, laju inflasi, kenaikan suku bunga bisa menjadi salah satu cara. Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa kenaikan suku bunga bisa menekan laju inflasi?
Sederhananya, dengan suku bunga yang makin tinggi, loan interest atau bunga pinjaman akan naik sehingga menurunkan minat masyarakat untuk meminjam uang yang kemudian menekan konsumsi dan mengurangi peredaran uang. Peredaran uang yang makin banyak sendiri memberikan pengaruh ke inflasi dimana uang yang semakin banyak cenderung menaikkan harga barang.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga berpotensi menaikkan bunga deposito yang kemudian meningkatkan minat masyarakat untuk menempatkan uangnya ke deposito. Dengan kata lain, lebih sedikit uang yang keluar atau lebih sedikit orang yang berbelanja. Semakin sedikit yang berbelanja, permintaan turun yang kemudian berpotensi menurunkan harga.
Suku bunga sendiri sudah naik belakangan ini setelah sekian lama tiarap guna menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi.
Melihat tren suku bunga yang mulai naik dan kenaikan BBM, mungkin ini bisa menjadi katalis positif bagi sektor perbankan yang kemudian juga menjadi katalis positif untuk IHSG mengingat sekotor keuangan memiliki porsi terbesar di IHSG dan keduanya memiliki korelasi positif.
Analisa ini bersifat edukasi dan opini bukan rekomendasi.
Le informazioni ed i contenuti pubblicati non costituiscono in alcun modo una sollecitazione ad investire o ad operare nei mercati finanziari. Non sono inoltre fornite o supportate da TradingView. Maggiori dettagli nelle Condizioni d'uso.